Rabu, 8 Agustus 2021, Twitter merubah tampilan web desainnya dengan tujuan agar lebih mudah diakses bagi semua orang.
Mereka menggunakan jenis font baru yaitu Chrip, serta meningkatkan kontras untuk membuat tombol dan elemen visual lan seperti gambar yang lebih menonjol.
Namun, mengutip Engadget, Senin (16/8/2021), beberapa keluhan mulai datang ke Twitter. Tak sedikit yang mengeluh sakit kepala atau tegang pada mata akibat perubahan itu.
Media sosial itu pun menyebut bahwa mereka telah menyesuaikan tampilan barunya setelah munculnya keluhan bahwa "tampilan baru tidak nyaman bagi orang dengan kepekaan sensorik."
Mereka mengumumkan bahwa telah menyesuaikan tingkat kontras pada tombolnya, sehingga membuatnya lebih mudah dilihat.
Akun aksesibilitas Twitter menyatakan telah mulai meminta respons sehari setelah pembaruan keluar. Mereka berjanji untuk mempelajari semuanya.
"Kami telah mengidentifikasi masalah dengan font Chirp untuk pengguna Windows dan secara aktif mengerjakan perbaikannya," tulis Twitter Accessibility di akun @TwitterA11y.
Mengutip Gizmodo, salah satu keluhan muncul dari pengguna autisme yang merasa bahwa dihapusnya garis pemisah dan tingginya kontras warna dan tombol, membuatnya sangat tidak nyaman.
Seperti yang dialami oleh akun @MxKelsieSkye. Ia menyebut semakin lama matanya kabur karena tampilan font yang mencolok.
It's making our vision blurry somehow, and the lack of lines and high contrast are jarring to say the least. Bleh. Time to log off.
— ??Fractal Skye, Water Witch?? (@MxKelsieSkye) August 11, 2021
Akun @_psot, yang memiliki astigmatisme, bahkan mengaku sakit kepala saat ponselnya memperbarui aplikasi media sosial itu dengan desain baru.
Haagaard mengatakan bahwa mengizinkan pengguna untuk mengubah kontras dan font sesuai kebutuhannya, adalah cara terbaik untuk membuat sebuah situs lebih mudah diakses.
Twitter mungkin akan melakukan lebih banyak perbaikan dan pembaruan aksesibilitas di masa mendatang. Kepada TechCrunch, mereka menyebut bahwa "respon dikumpulkan dari penyandang disabilitas selama proses, sejak awal."
Namun Twitter menambahkan, "orang memiliki preferensi dan kebutuhan yang berbeda dan (itu) akan terus melacak respon dan menyempurnakan pengalaman."
"Kami menyadari kami bisa mendapatkan lebih banyak umpan balik di masa depan dan kami akan bekerja untuk melakukan itu," tulis Twitter.