Untuk kedua kalinya, Jeffrey Preston Bezos atau Jeff Bezos kembali menyalurkan modalnya kepada salah satu startup di Indonesia. CEO Amazon.com tersebut mengucurkan dana sebesar US$80 juta atau sekitar Rp1,14 triliun (dengan asumsi Rp14.250 per dolar AS) ke perusahaan startup Lummo.
Sebelumnya, pada Oktober 2021 lalu, Jeff Bezos telah memberikan dana senilai US$30 juta atau RP426 miliar kepada startup e-commerce, Ula. Startup Lummo dan Ula sama-sama didanai Jeff Bezos melalui program Bezos Expedition, Nas Holding LLC, The Bezos Family Foundation, sampai dari kantungnya sendiri.
Profil Startup Lummo
Lummo merupakan startup yang bergerak di bidang penyedia solusi layanan perangkat lunak yang menghubungkan langsung dengan pelanggan (Direct to Consumer/D2C). Adanya hubungan langsung ini akan menciptakan kepercayaan dan layanan yang memuaskan konsumen.
Perusahaan yang awalnya bernama BukuKas tersebut sempat berganti nama menjadi TOKKO, dan kemudian melakukan re-branding menjadi Lummo pada Januari 2022.
Sebulan setelahnya, perusahaan meakukan putaran pendanaan seri C yang dipimpin oleh dua firma besar, aykni Tiger Global dan Sequoia Capital India yang mengumpulkan modal hingga 80 juta dollar AS (sekitar 1,14 triliun).
Lummo didirikan oleh Krishnan Menon dan Lorenzo Peracchione yang sama-sama pernah bekerja di e-commers Lazada. Krishnan mengatakan bahwa investasi dari Jeff Bezos tersebut akan digunakan untuk memaksimalkan efissiensi operasional perusahaan, mempercepat pertumbuhan bisnis, dan mengembangkan solusi untuk D2C kepada para pemilik usaha di Indonesia.
LummoShop, salah satu layanan dari Lummo yang memungkinkan pelaku usaha menganalisis dan menargetkan pelanggan melalui catatan dan riiwayat pembelian, sehingga diharapkan bisa membeli lagi.
Profil Startup Ula
Berbeda dengan Lummo, Ula berfokus pada mengorganisir proses distribusi dan rantai pasok bagi pelaku bisnis kecil.
Ula pada dasarnya merupakan e-commerce grosir yang membantu pemilik toko menyimpan inventaris yang mereka butuhkan, sekaligus memberi modal kerja.
Ula didirikan oleh Nipun Nehra, Alan Wong, Derry Sakti, dan Riky Tenggara. Alan Wong sendiri pernah bekerja di Amazon, yang tak lain adalah perusahaan besutan Bezos. Sementara Riky Tenggara, sebelumnya pernah bekerja di marketplace Lazada.
"Sama seperti India, pasar ritel di Indonesia sangat tidak tertata. Misalnya di kategori pangan dan sayuran, banyak petani yang menjualnya ke agen, sebelum kemudian dijual ke pasar. Dari pasar ini, kemudian disalurkan ke pedagang kecil, dan seterusnya. Terdapat banyak pemain di rantai pasoknya," jelas Nehra dilansir dari Techcrunch.